Nama : Septian
Nurcahyo
N.I.M : 710012111
Kelas : 01
Permodelan
Dan Estimasi Cadangan
Tugas III
1. Download
peta dunia dan peta Indonesia!
2. Gambarkan
peta tersebut beserta lempengnya!
3. Apa
itu tektonik lempeng?
4. Bagaimana
pergerakan lempeng tersebut?
5. Uraikan
interaksi lempeng tersebut antara kerak yang satu dengan kerak yang lain!
6. Uraikan
dan gambarkan sifat-sifat gerakan lempeng tersebut diatas!
7. Dampak
apa saja yang terjadi akibat gerakan lempeng?
8. Mengapa
lempeng bisa bergerak?
Tektonik Lempeng
Tektonik lempeng adalah suatu teori
yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan,
jalur gunung api, jalur gempa bumi dan cekungan endapan di muka bumi yang di
akibatkan oleh pergerakan Lempeng.
Menurut
teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain.
Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra
(oceanic crust), dan lapisan
batuan teratas dari mantel bumi (earth’s
mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel
ini dinamakan litosfer.
Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada
kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih
berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat
lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di
lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak
mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Deformasi aktif dan sesar geser ini menyebabkan
terbentuknya lempeng-lempeng pada kulit bumi. Ada tujuh lempeng besar utama
yaitu:
-
Lempeng
Pasifik
-
Lempeng
Antartika
-
Lempeng
Amerika Selatan
-
Lempeng
Amerika Utara
-
Lempeng
Eurasia
-
Lempeng
Afrika
-
Lempeng
Indo-Australia.
Selain lempeng-lempeng besar tapi
masih terdapat lempeng-lempeng kecil yang terbentuk di antara lempeng-lempeng
besar tersebut, antara lain lempeng Juan De Fuca yang terjepit di antara
lempeng Pasifik dengan lempeng Amerika Utara. Lempeng Cocos, lempeng Caribbean
dan lempeng Nazca yang terjepit di antara lempeng Pasifik, lempeng Amerika
Utara dan lempeng Amerika Selatan. Lempeng Scotia yang terjepit di antara
lempeng Amerika Selatan, lempeng Afrika dan lempeng Antartika. Lempeng Arab
yang terjepit di antara lempeng Afrika, lempeng Eurasia dan Lempeng
Indo-Australia. Lempeng Philipina, lempeng Caroline, lempeng Bismarck dan
lempeng Fiji yang terjepit di antara lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan
lempeng Indo-Australia. Aktivitas dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut
tentunya akan menimbulkan perubahan struktur geologi pada batas-batas pertemuan
lempeng tersebut tergantung dari jenis pertemuan antar lempengnya, bisa berupa
gempabumi, gunung api, pembentukan pegunungan, lipatan dan patahan.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya,
perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3
jenis, yaitu:
- Menjauhi (Divergen)
- Mendekati (Konvergen)
- Berpapasan (Transform)
Selain itu ada jenis lain yang cukup
kompleks namun jarang, yaitu pertemuan
simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Pergerakan
lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari
lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu
palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat.
Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan
gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Pergerakan lempeng saling
menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya
terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau
gunungapi, sedangkan pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar
mendatar yang besar.
1. Pergerakan Lempeng Divergen
Lempeng
divergen yaitu area pertemuan antar lempeng yang bergerak saling menjauhi,
sehingga pada model pertemuan ini akan terbentuklapisan asthenosphere yang baru
dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Terjadi pada dua
lempeng tektonik yang bergerak saling
memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen.
Pada
lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran
dasar laut (seafloor spreading).Sedangkan
pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift
valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut. Ada 2 (dua) macam kejadian lempeng divergen, bisa terjadi antara 2
(dua) lapisan oceanic asthenosphere yang bertemu pada lantai dasar samudera
sehingga terbentuk muka laut yang baru. Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan
tipe Lempeng divergen biasa disebut seafloor spreading atau spreading centre.
2. Pergerakan Lempeng Konvergen
Pergerakan
Lempeng kovergen yaitu daerah pertemuan lempeng yang bergerak saling mendekati
sampai akhirnya bertumbukan hingga menyebabkan salah satu dari lempeng akan
tersubduksi ke dalam mantel dan mengakibatkan berkurangnya area dari lempeng
tersebut. Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling
menumpu satu sama lain (one
slip beneath another).
Ada 3 model dari tipe lempeng
konvergen, yaitu :
- Pertemuan antara lempeng samudera dengan
lempeng samudera yang mengakibatkan salah satu lempeng akan tersubduksi ke arah
mantel sehingga pada daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan
yang terdiri dari gunung-gunung laut dan pertemuan lempeng yang seperti ini
biasanya terjadi daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11000 meter.
- Model yang kedua dari tipe lempeng
kovergen adalah pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang
mengakibatkan lempeng samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan
terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua. Pada daerah tipe
konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan
kebanyakan gelombang Tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe
ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya
Tsunami.
- Model terakhir dari tipe ini adalah
pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua yang mengakibatkan
terjadinya lipatan yang semakin lama areanya semakin luas dan semakin tinggi.
3. Pergerakan
Lempeng Transform
Terjadi
bila dua lempeng tektonik bergerak saling
menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai
maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Tipe
pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan
berlawanan arahnya. Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan asthenosphere
baru atau terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap
lainnya, sedangkan pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua untuk
tipe ini terjadi akibat pergeseran dua buah lapisan secara horisontal yang
muncul hingga permukaan.
Interaksi Lempeng Antara Kerak Satu Dengan Kerak
Lainnya
Interaksi pada pergerakan lempeng terbagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Divergen
Pematang
Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang
paling terkenal, membujur dari utara keselatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika. Pasifik Timur antara
Pasifik dengan Nazca, Pasifik dengan Cocos, Nazca dengan Antartic,
Indo-Australia dengan Antartic.
2. Konvergen
Konvergen
terjadi antar alempeng pasifik dengan Amerika Selatan, Pasifik dengan Amerika
Utara, Pasifik dengan Eurasia, Pasifik dengan Indo-Australia, Indo- Australia
dengan Eurasia, India dengan Eurasia membentuk rangkaian Ring of Fire bumi (
Pegunungan lingkar pasifik).
3. Transform
Interaksi
Transform terjadi di atlantik ridges, pasifik timur ridges, antartik – pasifik
ridges, pasifik-nazca ridges, pasifik-cocos ridges.
Sifat Pergerakan Lempeng
Secara garis besar Lempeng di dunia
dibagi 2, yaitu :
1. Lempeng
Benua
Lempeng benua Terdiri dari lempeng Eurasia,
Afrika, India, Arab, Amerika Selatan.
Sifat dari lempeng benua ini,
sebagai berikut :
-
Lempeng
benua tersusun oleh Si dan Al yang disebut SIAL.
-
Ketebalan
Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc.
-
Lempeng
Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama
berkomposisi basalt.
2. Lempeng Samudra
Lempeng
Samudra terdiri dari lempeng Pasifik, Antartika, Nazca, Australia, Karibia,
Amerika Utara, Scotia, Cocos, Juan de Fuca, Philipina.
Sifat dari
lempeng samudera ini, sebagai berikut :
-
Lempeng
Samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima.
-
Ketebalan
Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc.
-
Lempeng
Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama
berkomposisi basalt.
Lempeng di bumi dapat terpecah-pecah
karena adanya gerakan peristaltic bumi yang diakibatkan adanya revolusi bumi
terhadap matahari dan rotasi bumi. Gerakan ini menyebabkan adanya gerakan
menekan menarik bumi sehingga terjadi retakan yang terjadi pada kerak bumi,
sehingga lempeng bumi terpecah pecah.
Terdapat tiga konsep yang
dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan mekanisme penggerak lempeng, yaitu:
1. Konsep mengenai arus konveksi yang
terdapat di dalam mantel bumi akibat adanya perbedaan densitas. Arus konveksi
tersebut menggerakkan lempeng atau litosfer diatasnya seperti sabuk konveyor.
2. Konsep yang menjelaskan tentang
perbedaan densitas dari lempeng. Lempeng yang densitasnya relative lebih tinggi
akan menghujam ke bawah. Dan juga adanya gaya-gaya yang dapat mempengaruhi
pergerakan lempeng seperti slab pull, ridge push, dll.
3. Konsep mengenai adanya plume (aliran
magma yang membumbung ke atas). Konsep ini mengemukakan bahwa hanya terdapat
beberapa plume yang dapat menggerakkan arus konveksi.
Pergerakan lempeng di bumi terbagi
menjadi tiga, yaitu:
-
Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling
memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfe
rmenipis dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudera, proses
ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
-
Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed)
kearah kerakbumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama
lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong
kebawah lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman
(subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang
gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga
terbentuk di wilayah ini.
-
Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling
menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesaru bahan-bentuk (transform fault). Batas transform umumnya
berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan.
Terdapat beberapa sifat-sifat lain
gerakan lempeng, diantaranya yaitu:
-
Antara
lempeng Pasifik dengan lempeng Nazca saling menjauh menimbulkan East Pacific
Rise.
-
Antara
Lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nazca saling mendekat membentuk palung
Peru-Cili dan pegunungan Andes.
-
Antara
lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia saling mendekat membentuk palung
Jawa.
-
Antara
lempeng Amerika utara dengan lempeng pasifik saling bergeser membentuk sesar
San Andreas.
Sifat-sifat efek gerakan lempeng,
yaitu:
1. Subduksi
Zona
subduksi atau penekukan terjadi ketika lempeng
samudra
bertabrakan dengan lempeng
benua, dan
menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke dalam astenosfer. Lempeng litosfersamudra mengalami subduksi karena memiliki densitas yang lebih
tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma. Subduksi menyebabkan
terbentuknya palung
laut, serta menyebabkan terbentuknya
pegunungan. Gunung berapi yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini disebut
sebagai gunung berapi zona subduksi.
2. Gesekan Basal Drag
Arus
konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga
pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.
3. Slab
suction
Arus
konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di
palung samudera. Penyerotan lempengan (slab
suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal
terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun
sebetulnya tarikan lebih banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan
bawah.
Dampak Pergerakan Lempeng
Pergerakan
lempeng divergen, bila lempeng-lempeng bergerak
saling menjauh, sehingga membentuk celah, mengakibatkan material lelehan dari
astenosfer terinjeksi naik ke atas, mendingin, lalu membentuk lantai samudra
baru yang berupa pematang tengah samudra. Kecepatan lempeng yang saling menjauh
ini bergerak antara 2-10 cm per tahun.
Pada
pergerakan lempeng Konvergen, bila lempeng bertemu yang menyebabkan salah satu lempeng
menekuk melengkung masuk ke lempeng yang lain. Pada kesempatan inilah ada
lempeng yang dihancurkan di dalam astenosfer, sehingga lempeng yang padat dan
kaku itu menjadi lebur di dalam astenosfer yang sangat panas.Ini merupakan
salah satu hukum keseimbangan, ada lempeng yang saling menjauh dengan menambah
lebarnya, maka harus ada bagian lain dari kelebihan itu yang harus dihancurkan.
Bila dua lempeng benua dan lempengan
samudra saling bertemu, saling menekan, mendorong, pada umumnya lempeng samudra
akan menekuk ke dalam astenosfer, kemudian meleleh. Bahan lelehan terus ditekan
kembali ke atas dengan kekuatan yang luar biasa, sehingga ada bagian yang
mencapai permukaan, dan terbentuklah gunung api, dan daerah ini pun merupakan
pusat gempa. Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng
lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Sedangkan pada pergerakan lempeng
transform, transform terjadi
bila lempeng saling bergesekan ketika lempeng itu bergerak berlawanan arah,
dengan tidak menyebabkan dampak seperti yang dialami oleh pergerakan divergen
ataupun konvergen. Batas lempengnya berbentuk sesar transform, pada umumnya
terjadi di samudra.
Pergerakan lempeng saling mendekati
akan menyebabkan tumbukan (subduksi), dimana salah satu dari lempeng akan
menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang
dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur
penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta
berbagai cekungan pengendapan. Secara umum bencana alam yang disebabkan oleh
aktivitas tektonik lempeng dapat berupa gempa bumi maupun letusan gunung
berapi. Baik gempa bumi maupun gunung berapi yang sumber aktivitasnya berada di
laut bisa menyebabkan bencana tsunami pada kekuatan tertentu.
Penunjaman kerak samudera ke bawah
kerak benua pada jalur subduksi dengan gerakan yang lambat tapi cenderung konstan
menyebabkan terjadi tegangan akibat pergesekan sehingga menimbulkan gempa bumi.
Pengaruh aktivitas letusan gunung api, gempa bumi, longsoran maupun meteor yang
jatuh ke laut dengan kekuatan tertentu dapat menyebabkan tsunami.
Selain itu, fenomena tektonik
lempeng memberikan sumber kekayaan dan potensi alam yang dapat bermanfaat untuk
kepentingan dan kemakmuran rakyat, mulai dari sumberdaya mineral, air,
batubara, minyak bumi dan gas, sumber energi panas bumi, sampai pada potensi
keindahan alam. Cekungan-cekungan akibat tektonik lempeng dapat menjadi medium
pengendapan sedimen yang bisa berpotensi sebagai reservoir air, migas, maupun
batubara.
Lempeng
di bagian kerak bumi sangatlah banyak dan kerap kali bergeser. Bergesernya
lempeng-lempeng tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara astenosfer
yang panas dan padat dengan kerak bumi yang dingin dan cair, selain itu adanya
perbedaan massa jenis antara kerak bumi dan astenosfer, dimana massa jenis
kerak bumi lebih kecil daripada massa jenis astenosfer. Dengan demikian lempeng
selalu bergerak dan dapat menimbulkan dampak-dampak.
Dampak itu
diantaranya, yaitu:
1. Gempa
Bumi
Gempa
bumi
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa
bumi yang di alami selama periode waktu.
Jenis-jenis gempa bumi:
-
Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma,
yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin
tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.
-
Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi
ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi
yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan
oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik
seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga
yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan,
sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju.
Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu
sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
-
Gempa Bumi Terban/Runtuhan
Gempa
bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
-
Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
2. Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air
yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteor
di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga
yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah
merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan
pertanian, tanah, dan air bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat
gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh
gunung meletus. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
3. Tanah
Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan
tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong
adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan
faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang
memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang
turut berpengaruh:
-
Gempa Bumi
-
Erosi
-
Getaran Mesin
-
Berat Berlebihan
Penyebab Lempeng Bergerak
Pendapat
yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat ini adalah karena
adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal
ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu.
Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang
mengkerut bila mendingin, hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari
selubung di bawahnya, sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup
kuat untuk menendalikan mantel.
Menurut
teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain.
Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust)
ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel
bumi (earth’s mantle).Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas
mantel ini dinamakan litosfer.Kepadatan material pada kerak samudra lebih
tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.Demikian pula, elemen-elemen zat
pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di
bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena
suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke
dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar