Sabtu, 18 Oktober 2014

Tugas III - Peta dan Lempeng


Nama                   :         Septian  Nurcahyo
N.I.M                   :         710012111
Kelas           :         01

Permodelan Dan Estimasi Cadangan

Tugas III
1.     Download peta dunia dan peta Indonesia!
2.     Gambarkan peta tersebut beserta lempengnya!
3.     Apa itu tektonik lempeng?
4.     Bagaimana pergerakan lempeng tersebut?
5.     Uraikan interaksi lempeng tersebut antara kerak yang satu dengan kerak yang lain!
6.     Uraikan dan gambarkan sifat-sifat gerakan lempeng tersebut diatas!
7.     Dampak apa saja yang terjadi akibat gerakan lempeng?
8.     Mengapa lempeng bisa bergerak?

Tektonik Lempeng
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi dan cekungan endapan di muka bumi yang di akibatkan oleh pergerakan Lempeng.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Deformasi aktif dan sesar geser ini menyebabkan terbentuknya lempeng-lempeng pada kulit bumi. Ada tujuh lempeng besar utama yaitu:
-         Lempeng Pasifik
-         Lempeng Antartika
-         Lempeng Amerika Selatan
-         Lempeng Amerika Utara
-         Lempeng Eurasia
-         Lempeng Afrika
-         Lempeng Indo-Australia.
Selain lempeng-lempeng besar tapi masih terdapat lempeng-lempeng kecil yang terbentuk di antara lempeng-lempeng besar tersebut, antara lain lempeng Juan De Fuca yang terjepit di antara lempeng Pasifik dengan lempeng Amerika Utara. Lempeng Cocos, lempeng Caribbean dan lempeng Nazca yang terjepit di antara lempeng Pasifik, lempeng Amerika Utara dan lempeng Amerika Selatan. Lempeng Scotia yang terjepit di antara lempeng Amerika Selatan, lempeng Afrika dan lempeng Antartika. Lempeng Arab yang terjepit di antara lempeng Afrika, lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Lempeng Philipina, lempeng Caroline, lempeng Bismarck dan lempeng Fiji yang terjepit di antara lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Aktivitas dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut tentunya akan menimbulkan perubahan struktur geologi pada batas-batas pertemuan lempeng tersebut tergantung dari jenis pertemuan antar lempengnya, bisa berupa gempabumi, gunung api, pembentukan pegunungan, lipatan dan patahan.

Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
- Menjauhi (Divergen)
- Mendekati (Konvergen)
- Berpapasan (Transform)
Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau gunungapi, sedangkan pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar.
1.     Pergerakan Lempeng Divergen
Lempeng divergen yaitu area pertemuan antar lempeng yang bergerak saling menjauhi, sehingga pada model pertemuan ini akan terbentuklapisan asthenosphere yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading).Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Ada 2 (dua) macam kejadian lempeng divergen, bisa terjadi antara 2 (dua) lapisan oceanic asthenosphere yang bertemu pada lantai dasar samudera sehingga terbentuk muka laut yang baru. Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen biasa disebut seafloor spreading atau spreading centre.

2.     Pergerakan Lempeng Konvergen
Pergerakan Lempeng kovergen yaitu daerah pertemuan lempeng yang bergerak saling mendekati sampai akhirnya bertumbukan hingga menyebabkan salah satu dari lempeng akan tersubduksi ke dalam mantel dan mengakibatkan berkurangnya area dari lempeng tersebut. Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Ada 3 model dari tipe lempeng konvergen, yaitu :
-        Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang mengakibatkan salah satu lempeng akan tersubduksi ke arah mantel sehingga pada daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung laut dan pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11000 meter.
-        Model yang kedua dari tipe lempeng kovergen adalah pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang mengakibatkan lempeng samudera tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua. Pada daerah tipe konvergen seperti ini yang memiliki aktivitas seismik yang cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang Tsunami yang terjadi akibat aktivitas seismik pada tipe ini yang ditimbulkan dari gempa-gempa besar yang dapat memicu terjadinya Tsunami.
-        Model terakhir dari tipe ini adalah pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua yang mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya semakin luas dan semakin tinggi.

3.     Pergerakan Lempeng Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan berlawanan arahnya. Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan asthenosphere baru atau terjadinya penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya, sedangkan pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua untuk tipe ini terjadi akibat pergeseran dua buah lapisan secara horisontal yang muncul hingga permukaan.

Interaksi Lempeng Antara Kerak Satu Dengan Kerak Lainnya
Interaksi pada pergerakan lempeng terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.     Divergen
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara keselatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika. Pasifik Timur antara Pasifik dengan Nazca, Pasifik dengan Cocos, Nazca dengan Antartic, Indo-Australia dengan Antartic.

2.     Konvergen
Konvergen terjadi antar alempeng pasifik dengan Amerika Selatan, Pasifik dengan Amerika Utara, Pasifik dengan Eurasia, Pasifik dengan Indo-Australia, Indo- Australia dengan Eurasia, India dengan Eurasia membentuk rangkaian Ring of Fire bumi ( Pegunungan lingkar pasifik).

3.     Transform
Interaksi Transform terjadi di atlantik ridges, pasifik timur ridges, antartik – pasifik ridges, pasifik-nazca ridges, pasifik-cocos ridges.

Sifat Pergerakan Lempeng
Secara garis besar Lempeng di dunia dibagi 2, yaitu :
1.     Lempeng Benua
Lempeng benua Terdiri dari lempeng Eurasia, Afrika, India, Arab, Amerika Selatan.
Sifat dari lempeng benua ini, sebagai berikut :
-         Lempeng benua tersusun oleh Si dan Al yang disebut SIAL.
-         Ketebalan Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc.
-         Lempeng Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.

2.     Lempeng Samudra
Lempeng Samudra terdiri dari lempeng Pasifik, Antartika, Nazca, Australia, Karibia, Amerika Utara, Scotia, Cocos, Juan de Fuca, Philipina.

Sifat dari lempeng samudera ini, sebagai berikut :
-         Lempeng Samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima.
-         Ketebalan Lempeng Samudra berkisar antara 5-15 km dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc.
-         Lempeng Samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.

Lempeng di bumi dapat terpecah-pecah karena adanya gerakan peristaltic bumi yang diakibatkan adanya revolusi bumi terhadap matahari dan rotasi bumi. Gerakan ini menyebabkan adanya gerakan menekan menarik bumi sehingga terjadi retakan yang terjadi pada kerak bumi, sehingga lempeng bumi terpecah pecah.

Terdapat tiga konsep yang dikemukakan oleh para ilmuwan terkait dengan mekanisme penggerak lempeng, yaitu:
1.     Konsep mengenai arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi akibat adanya perbedaan densitas. Arus konveksi tersebut menggerakkan lempeng atau litosfer diatasnya seperti sabuk konveyor.
2.     Konsep yang menjelaskan tentang perbedaan densitas dari lempeng. Lempeng yang densitasnya relative lebih tinggi akan menghujam ke bawah. Dan juga adanya gaya-gaya yang dapat mempengaruhi pergerakan lempeng seperti slab pull, ridge push, dll.
3.     Konsep mengenai adanya plume (aliran magma yang membumbung ke atas). Konsep ini mengemukakan bahwa hanya terdapat beberapa plume yang dapat menggerakkan arus konveksi.
Pergerakan lempeng di bumi terbagi menjadi tiga, yaitu:
-         Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfe rmenipis dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudera, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.

-         Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) kearah kerakbumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong kebawah lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

-         Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesaru bahan-bentuk (transform fault). Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan.
Terdapat beberapa sifat-sifat lain gerakan lempeng, diantaranya yaitu:
-         Antara lempeng Pasifik dengan lempeng Nazca saling menjauh menimbulkan East Pacific Rise.
-         Antara Lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Nazca saling mendekat membentuk palung Peru-Cili dan pegunungan Andes.
-         Antara lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia saling mendekat membentuk palung Jawa.
-         Antara lempeng Amerika utara dengan lempeng pasifik saling bergeser membentuk sesar San Andreas.
Sifat-sifat efek gerakan lempeng, yaitu:
1.     Subduksi
Zona subduksi atau penekukan terjadi ketika lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua, dan menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke dalam astenosfer. Lempeng litosfersamudra mengalami subduksi karena memiliki densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma. Subduksi menyebabkan terbentuknya palung laut, serta menyebabkan terbentuknya pegunungan. Gunung berapi yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini disebut sebagai gunung berapi zona subduksi.

2.     Gesekan Basal Drag
Arus konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer.

3.     Slab suction
Arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di zona subduksi di palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di mana tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak bekerja pada kedua sisi lempengan, atas dan bawah.

Dampak Pergerakan Lempeng
Pergerakan lempeng divergen, bila lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, sehingga membentuk celah, mengakibatkan material lelehan dari astenosfer terinjeksi naik ke atas, mendingin, lalu membentuk lantai samudra baru yang berupa pematang tengah samudra. Kecepatan lempeng yang saling menjauh ini bergerak antara 2-10 cm per tahun.
          Pada pergerakan lempeng Konvergen, bila lempeng bertemu yang menyebabkan salah satu lempeng menekuk melengkung masuk ke lempeng yang lain. Pada kesempatan inilah ada lempeng yang dihancurkan di dalam astenosfer, sehingga lempeng yang padat dan kaku itu menjadi lebur di dalam astenosfer yang sangat panas.Ini merupakan salah satu hukum keseimbangan, ada lempeng yang saling menjauh dengan menambah lebarnya, maka harus ada bagian lain dari kelebihan itu yang harus dihancurkan.
          Bila dua lempeng benua dan lempengan samudra saling bertemu, saling menekan, mendorong, pada umumnya lempeng samudra akan menekuk ke dalam astenosfer, kemudian meleleh. Bahan lelehan terus ditekan kembali ke atas dengan kekuatan yang luar biasa, sehingga ada bagian yang mencapai permukaan, dan terbentuklah gunung api, dan daerah ini pun merupakan pusat gempa. Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
          Sedangkan pada pergerakan lempeng transform, transform terjadi bila lempeng saling bergesekan ketika lempeng itu bergerak berlawanan arah, dengan tidak menyebabkan dampak seperti yang dialami oleh pergerakan divergen ataupun konvergen. Batas lempengnya berbentuk sesar transform, pada umumnya terjadi di samudra.

          Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan (subduksi), dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Di belakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Secara umum bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas tektonik lempeng dapat berupa gempa bumi maupun letusan gunung berapi. Baik gempa bumi maupun gunung berapi yang sumber aktivitasnya berada di laut bisa menyebabkan bencana tsunami pada kekuatan tertentu.
Penunjaman kerak samudera ke bawah kerak benua pada jalur subduksi dengan gerakan yang lambat tapi cenderung konstan menyebabkan terjadi tegangan akibat pergesekan sehingga menimbulkan gempa bumi. Pengaruh aktivitas letusan gunung api, gempa bumi, longsoran maupun meteor yang jatuh ke laut dengan kekuatan tertentu dapat menyebabkan tsunami.
Selain itu, fenomena tektonik lempeng memberikan sumber kekayaan dan potensi alam yang dapat bermanfaat untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat, mulai dari sumberdaya mineral, air, batubara, minyak bumi dan gas, sumber energi panas bumi, sampai pada potensi keindahan alam. Cekungan-cekungan akibat tektonik lempeng dapat menjadi medium pengendapan sedimen yang bisa berpotensi sebagai reservoir air, migas, maupun batubara.

Lempeng di bagian kerak bumi sangatlah banyak dan kerap kali bergeser. Bergesernya lempeng-lempeng tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan antara astenosfer yang panas dan padat dengan kerak bumi yang dingin dan cair, selain itu adanya perbedaan massa jenis antara kerak bumi dan astenosfer, dimana massa jenis kerak bumi lebih kecil daripada massa jenis astenosfer. Dengan demikian lempeng selalu bergerak dan dapat menimbulkan dampak-dampak.
Dampak itu diantaranya, yaitu:
1.     Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.

Jenis-jenis gempa bumi:
-         Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

-         Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

-         Gempa Bumi Terban/Runtuhan
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

-         Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

2.     Tsunami
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

3.     Tanah Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
-         Gempa Bumi
-         Erosi
-         Getaran Mesin
-         Berat Berlebihan

Penyebab Lempeng Bergerak
Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat ini adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang mengkerut bila mendingin, hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari selubung di bawahnya, sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup kuat untuk menendalikan mantel.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle).Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer.Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak  benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar